Definisi
Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui tuba falopi (saluran tuba) menuju ke uterus (rahim). Telur tersebut akan berimplantasi (melekat) pada rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.
Pada kehamilan ektopik, telur yang
sudah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya.
Kehamilan ektopik paling sering terjadi di daerah tuba falopi (98%),
meskipun begitu kehamilan ektopik juga dapat terjadi di ovarium (indung
telur), rongga abdomen (perut), atau serviks (leher rahim).
Gambar 1. Lokasi Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari
50 kehamilan. Hal yang menyebabkan besarnya angka kematian ibu akibat
kehamilan ektopik adalah kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah
diketahui mengalami kehamilan ektopik.
Kehamilan ektopik merupakan salah satu
penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan.
Resiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa
menjadi normal.
Bila telur tersebut tetap tumbuh dan
besar di saluran tuba maka suatu saat tuba tersebut akan pecah dan
dapat menyebabkan perdarahan yang sangat hebat dan mematikan. Apabila
seseorang mengalami kehamilan ektopik maka kehamilan tersebut harus
cepat diakhiri karena besarnya risiko yang ditanggungnya.
Tanda dan Gejala
Pada minggu-minggu awal, kehamilan
ektopik memiliki tanda-tanda seperti kehamilan pada umumnya, yaitu
terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan perabaan keras pada
payudara.
Tanda-tanda yang harus diperhatikan pada kehamilan ektopik adalah:
- Nyeri hebat pada perut bagian bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam awalnya kemudian perlahan-lahan menyebar ke seluruh perut. Nyeri bertambah hebat bila bergerak
- Perdarahan vagina (bervariasi, dapat berupa bercak atau banyak seperti menstruasi)
Apabila seorang wanita dengan kehamilan
ektopik mengalami gejala diatas, maka dikatakan bahwa wanita tersebut
mengalami Kehamilan Ektopik Terganggu. Apabila anda merasa hamil dan
mengalami gejala-gejala seperti ini maka segera temui dokter anda. Hal
ini sangat penting karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa
apabila ruptur (pecah) dan menyebabkan perdarahan di dalam.
Gambar 2. Komplikasi Kehamilan Ektopik (perdarahan)
Penyebab
Ada berbagai macam faktor yang dapat
menyebabkan kehamilan ektopik. Namun perlu diingat bahwa kehamilan
ektopik dapat terjadi pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko
kehamilan ektopik adalah:
- Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Risiko
paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan sebesar 15%
setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30% setelah
kehamilan ektopik kedua
- Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
Kehamilan
ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih menggunakan kontrasepsi
spiral (3 – 4%). Pil yang mengandung hormon progesteron juga
meningkatkan kehamilan ektopik karena pil progesteron dapat mengganggu
pergerakan sel rambut silia di saluran tuba yang membawa sel telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi ke dalam rahim
- Kerusakan dari saluran tuba
Telur
yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran tersebut
sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran tuba.
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan saluran tuba
diantaranya adalah:
- Merokok
Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan karena merokok menyebabkan penundaan masa ovulasi (keluarnya telur dari indung telur), gangguan pergerakan sel rambut silia di saluran tuba, dan penurunan kekebalan tubuh. - Penyakit Radang Panggul
Menyebabkan perlekatan di dalam saluran tuba, gangguan pergerakan sel rambut silia yang dapat terjadi karena infeksi kuman TBC, klamidia, gonorea. - Endometriosis
Dapat menyebabkan jaringan parut di sekitar saluran tuba. - Tindakan medis
Seperti operasi saluran tuba atau operasi daerah panggul, pengobatan infertilitas seperti bayi tabung --> menyebabkan parut pada rahim dan saluran tuba.
Pencegahan
Berhenti merokok akan menurunkan risiko
kehamilan ektopik. Wanita yang merokok memiliki kemungkinan yang lebih
besar untuk mengalami kehamilan ektopik. Berhubungan seksual secara
aman seperti menggunakan kondom akan mengurangi risiko kehamilan
ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi
seseorang dari penyakit menular seksual yang pada akhirnya dapat
menjadi penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul dapat
menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan
risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Kita tidak dapat menghindari 100%
risiko kehamilan ektopik, namun kita dapat mengurangi komplikasi yang
mengancam nyawa dengan deteksi dini dan tatalaksana secepat mungkin.
Jika kita memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kerjasama
antara dokter dan ibu sebaiknya ditingkatkan untuk mencegah komplikasi
kehamilan ektopik.
Kemungkinan kehamilan di masa depan
Adalah suatu kewajaran untuk khawatir
menganai masalah kesuburan setelah mengalami kehamilan ektopik.
Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bukan berarti tidak dapat
mengalami kehamilan normal namun berarti seseorang memiliki kemungkinan
untuk mengalami kehamilan ektopik lagi di masa depan.
Apabila saluran tuba ruptur (pecah)
akibat kehamilan ektopik dan diangkat melalui operasi, seorang wanita
akan tetap menghasilkan ovum (sel telur) melalui saluran tuba
sebelahnya namun kemungkinan hamil berkurang sebesar 50 %. Apabila
salah satu saluran tuba terganggu (contoh karena perlekatan) maka
terdapat kemungkinan saluran tuba yang di sebelahnya mengalami gangguan
juga. Hal ini dapat menurunkan angka kehamilan berikutnya dan
meningkatkan angka kehamilan ektopik selanjutnya. Pada kasus yang
berkaitan dengan pemakaian spiral, tidak ada peningkatan risiko
kehamilan ektopik apabila spiral diangkat.
Pengobatan
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan
untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui
kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:
- Pemeriksaan panggul untuk mengkonfirmasi ukuran rahim dalam masa kehamilan dan merasakan perut yang keras
- Pemeriksaan darah untuk mengecek hormon ß-hCG. Pemeriksaan ini diulangi 2 hari kemudian. Pada kehamilan muda, level hormon ini meningkat sebanyak 2 kali setiap 2 hari. Kadar hormon yang rendah menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik
- Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain
Tatalaksana
Karena kehamilan ektopik dapat
mengancam nyawa, maka deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah
tatalaksana yang disarankan. Pengakhiran kehamilan dapat dilakukan
melalui:
- Obat-obatan
Dapat diberikan apabila kehamilan ektopik diketahui sejak dini. Obat yang digunakan adalah methotrexate (obat anti kanker)
- Operasi
Untuk
kehamilan yang sudah berusia lebih dari beberapa minggu, operasi adalah
tindakan yang lebih aman dan memiliki angka keberhasilan lebih besar
daripada obat-obatan. Apabila memungkinkan, akan dilakukan operasi
laparaskopi
Gambar 3. Operasi Salpingostomi